Senin, 15 Maret 2010

keluarga tajir dan sakinah 3 oleh: ustadz yusuf mansyur

0 komentar

Ustad Yusuf Mansur meneruskan ceramahnya soal membangun keluarga yg tajir dan sakinah, lebih seru dengan menceritakan pengalaman pribadi sang ustad waktu lagi kere sampai menjadi seorang ustad kondang seperti sekarang ini. Check it out!

keluarga tajir dan sakinah 2 oleh: ustadz yusuf mansyur

0 komentar

Sambungan dari seri 1, Ustad Yusuf Mansur membahas kiat-kiat buat keluarga jadi tajir, kaya dengan logika kualitas ibadah dengan pemaparan hadist beserta bukti-bukti pada kehidupan nyata. Semoga bermanfaat.

keluarga tajir dan sakinah 1 oleh: ustadz yusuf mansyur

0 komentar

Ustadz Yusuf Mansur membawakan beberapa kisah soal membina keluarga agar makmur dan sakinah, sikap kedua orang tua dalam menghadapi gelombang cobaan dunia yang fatamorgana. Semoga bermanfaat.

Sabtu, 13 Maret 2010

teka-teki konyol

0 komentar


Telor Jadi Nanas
Gimana caranya supaya telor berubah jadi nanas ?
Jawab: telornya di rebus, ketika masih panas langsung kasihin ke anak kecil, ntar dibilang, "NANAS, NANAS"
Kuda
Kuda apa yg paling capek.. ?
Jawab: kuda..ki gunung sambil jongkok
Sate
Sate apa yg dari Jepang.. ?
Jawab: Sateria Baja Hitam..
Lemari
Lemari apa yg bisa masuk kantong.. ?
Jawab: LEMARIBUAN..!!
Hewan
Hewan apa yg bisa kaya.. ?
Jawab: HE WAN to be Millionare..
Pocongan
Di atas putih trus di bawah kuning, ayo apaan tuh?
Jawab: pocong nginjak e'e
Abang
Abang siapa yang 3 kali puasa, 3 kali lebaran ngga pernah pulang?
Jawab: Bang Toyib
Kakek Siapa?
Kakek Apa yang bisa terbang?
Jawab: Kakeknya nyamuk, lalat, dll,
Kecoa?
Kecoa apa yang masuk rumah sakit?
Jawab: Kecoalakaan
Bensin Campur
Bensin campur apa, yang 1 liter bisa dipake keliling Pulau Jawa?
Jawab: bensin campur dorong
Bandara
Bandara mana yang disukai pria playboy?
Jawab: Juanda (apalagi juanda kembang)
Sapu Nempel
Sapu apa yang selalu menempel?
Jawab: Sapu yang tak bisa lepas... ( lagunya Reza ..... )
2 Pencuri
Apa yang didapatkan oleh 2 orang pencuri yang mencuri kalender?
Jawab: masing2 dapat enam bulan.
Kuda
Kuda apa yang bikin girang?
Jawab: kudapat rejeki nomplok
Lampu
Lampu apa yang dipecahin keluar orang?
Jawab: lampu tetangga..
TV Renang
Tivi apa yang bisa berenang?
Jawab: Tivikir-vikir sih ikan
Belut
Belut apa yang paling berbahaya?
Jawab: belut-ang banyak ental bangklut
Kebo
Kebo apa yang bikin kita lelah?
Jawab: kebo-gor jalan kaki
Gado-Gado
Makan gado-gado enaknya pakai apa?
Jawab: pake sendok dong, jangan pake pacul
Kura
Kura apa yang klo dipegang bisa nampar ?
Jawab: Kuraba pantatmu mbak!!
Panda Imut
Panda apa yg manis, imut, ngegemesin, dan gak ngebosenin ? ? ?
Jawab: pandangin gua aja sampe puas.............
Hantu Cewek
Kenapa hantu cewek umumnya pakai daster panjang?
Jawab: karena kalau pakai tank top ntar kuburan jadi rame bunyi "suit-suiiiiitttt"
Paling pinter
Hantu apa yang paling pinter ngitung2?
Jawab: han, tu, tri, four, five, dst...
Beda Kurus dan Gemuk
Apa bedanya orang kurus dan orang gemuk?
Jawab: orang kurus makan hati, orang gemuk makan tempat
Hewan Paling Panjang
Hewan apa yg paling panjang?
Jawab: ular ngantre beras
Payungan Berlima
5 orang berjalan di bawah satu payung kecil tapi kenapa tidak ada satupun orang yang kehujanan?
Jawab: karena tidak hujan
Bulan Apa?
Bulan apa yang tidak ada dalam kalender?
Jawab: Bu Lani...........
Soto dan Siti
Apa bedanya soto ama Siti?
Jawab: kalo soto mienya putih tapi kalo Siti mienya hitam, gak percaya coba aja....
Pocong
Pocong apa yang disenengin ibu²?
Jawab: pocongan harga!
Kera
Kera apa yg bikin heboh jg bikin repot?
Jawab: KERAcunan makanan.
Jangan Heran
Hijau, Luas dan Panjang serta lebar, asin apa hayo ?
Jawab: lapangan bola di kasih garam
Koboy
Mengapa film Koboy pasti lebih gaya kalo ngerokok sambil naek kuda?
Jawab: soalnya kalo sambil ngupil susah betul.
Kemenyan.
Knapa "Dukun" selalu bakar kemenyan ?
Jawab: karena kalo bakar sate, pasiennya pada ikut laper.
Kera....
Kera apa yang paling mengerikan.... ?
Jawab: "kerasukan jin yang lagi kena darah tinggi....."
Semut & Orang
Apa perbedaan semut dgn orang?
Jawab: kalo orang bisa kesemutan, tapi kalo semut ga bisa keorangan.
Banjir
Apa yang menyebabkan Jakarta sering KEBANJIRAN... ?
Jawab: AIR
Tentang Ikan...
Ikan apa yg nggak bisa berenang?
Jawab: Ikan goblok
Lebih Aman
Kenapa wanita Indonesia paling males kalo disuruh pake helm saat naik motor?
Jawab: karena tujuh di antara sepuluh wanita Indonesia bilang lebih aman pake KOTEX
Sungai Amazon
Kenapa di sungai Amazon banyak ikan piranha?
Jawab: karena.... itu jangan ke sana, he...he...he...
2 Jenis Mata
Sebutkan 2 jenis mata yang enak rasanya?
Jawab: MATAbak manis, dan MATAbak telor.
Anak 5
Bapak nya Amir punya anak 5 yaitu kantal, kintil, kuntul, dan kentel yang satunya lagi sapa hayoooooo?
Jawab: ya AMIR donk
3 Istri
Kenapa lelaki perlu beristeri tiga.... ?
Jawab: karena kalau kawin satu isONE
kalau kawin dua isTWO
kalau kawin tiga barulah isTERI.....
Kera Patah Hati
Kera apa yang sedang sedih dan patah hati.....?.
Jawab: kera-na gw ditinggalin sama doi ........
Hantu Berbahaya
Hantu apa yang paling berbahaya?
Jawab: hantuk banget sambil naik motor ngebut.
Kentang Dingin
Kentang apa yang paling dingin ??
Jawaban: Kentangkuban perahu malem-malem ga pake baju......
Sate Bikin Ngantuk
Sate apa yang bikin mata ngantuk trus pengen tidur aja ?
Jawab: satelah malam larut, jangan begadang ya.
Truck Aneh
Truck apa yang bisa dimakan?
Jawab: truckadang tahu, truckadang tempe, dll
Perut buncit
Apa bahasa Jepang-nya perut buncit?
Jawab: goro-goromu mas

Kamis, 11 Maret 2010

poem 3

0 komentar

Mathnawi
by: Jalaluddin Rumi

Sometimes in order to help
He makes us cry
Happy the eye
that sheds tears for His sake
Fortunate the heart
that burns for His sake
Laughter always follows tears
Blessed are those who understand
Life blossoms wherever water flows
Where tears are shed
Divine mercy is shown

Sabtu, 06 Maret 2010

My Days In Jayapura: A Journal (4)

0 komentar

SUATU MALAM DI EXCELSO CAFÉ JAYAPURA

Minggu lalu seorang teman lama sewaktu kami masih di Makassar datang mengunjungi kami. Bukan mengunjungi tepatnya tapi kebetulan saat itu ia menemani adik dan seorang teman adiknya yang akan mengikuti tes penerimaan karyawan baru sebuah bank BUMN di kota ini.


Long time no see, lebih kurang dua tahun. But, when we see her, she is not changed a lot. Teman kami itu seorang wanita yang telah bersuami. Sudah lima tahun mereka menikah namun belum dikaruniai seorang anak. Kadang betapa teganya aku ketika istriku bertanya-tanya kok kita belum punya anak padahal udah setaon stengah kita menikah, aku bilang saja,”be patient, honey. Just consider about friend, Hawa, in Manokwari. Our marriage is still under 2 yrs, right”. Dan, akhirnya istriku diam tak mengungkitnya lagi, for a while.
Yes, namanya Hawa. Dia adalah mantan rekan sekerja istriku. Istriku sering cerita tentang Hawa ini. Banyak kejadian lucu yang mereka telah alami selama mereka berdua sejawat. Misalnya, pernah seorang debitur member mereka seekor ayam sebagai tanda terima kasih karena permohonan kreditnya telah disetujui. Karena kebetulan waktu itu mereka kembali ke kantor dengan naik pete-pete (Makassar, angkot red), membawa seekor ayam menjadi kepanikan tersendiri. Para penumpang yang lain jadi terganggu dengan ulah si ayam borokokok sehingga istriku dan Hawa jadi malu selama perjalanan itu.


Pas malam minggu kami sebagai tuan rumah mengajak Hawa, adik, dan temannya jalan-jalan mengitari kota Jayapura. Awalnya kita bermaksud singgah ke Happy Puppy, sebuah rumah nyanyi di kota ini. Tetapi karena malam itu malam minggu semua bilik di tempat itu fully booked sampai sekira jam 11-an malam. Waduh, selesainya sampai subuh ntar. Ya ora iso. Apalagi adik Hawa dan temannya besok pagi-pagi sekali ada tes lagi.
“so gimana e?” tanya istriku dengan aksen Jayapura yang dibuat-buat.
“tra usah nyanyi-nyanyi kalo gitu. Kita ngopi aja yuk. Kita ke excelso.” Ajakku.
Tanpa ba bi bu yang lain setuju dengan ajakku. Akhirnya mobil taksi (Papua, angkot red) yang kami tumpangi membawa kami ke café Excelso. Letaknya di Jalan Percetakan Jayapura. Waktu telah menunjukkan pukul 09 malam begitu kami sampai ke tempat itu.
Malam minggu di kota memang tidak seperti malam minggu di tempat lain. Jangankan Jakarta, di Makassar aja kami sewaktu pacaran dulu sering menghabiskan waktu muter-muter kota sampe pagi di malam minggu. Disini jam segini malam minggu sudah nyaris sepi. Toko-toko di sepanjang jalan percetakan ini sebagian besar sudah tutup. Kalaupun masih ada keramaian, paling itu didaerah pantai depan kantor gubernur atau di daerah ruko pasifik dimana anak muda Jayapura banyak yang nongkrong.
Kami mulai ngobrol sambil menikmati minuman dan makanan yang kami pesan. Kebanyakan istriku dan Hawa saling bercerita tentang masa-masa mereka masih rekan sekerja. Ah, mengenang masa-masa yang telah lewat memang mengasyikkan. Apalagi pada saat itu nyaris setiap hari ada saja kelucuan-kelucuan yang terjadi. Terbukti dari cerita-cerita maupun cekakak-cekikik yang sering terdengar selama obrolan tersebut.



Sambil ngobrol kami memesan minuman dan cemilan-cemilan. Aku seperti biasa sebagai seorang coffee addicted memesan hot expresso coffee, sementara yang lain chocolate ice. Yummy, menyeruput secangkir kopi robusta di malam seperti sekarang sungguh suatu kenikmatan tersendiri. Sudah lama hal seperti ini tidak kulakukan sejak dokter melarangku minum kopi karena penyakit lever yang kuderita.
Tapi, dasar coffee freak. Nothing or no one is ever gonna stop me to enjoy that black sweet thing!! Saya sempat berhenti karna istriku memintaku. And as a real proof of my love to her, I couldn’t say a no. Dan malam ini benteng pertahananku akhirnya luluh lantak. Aku kembali menyeruput secangkir kopi ekspresso yang sungguh sungguh nikmat. Damn, I really enjoy it!!
Maybe it’s intuition
Somethings you just don’t question
Like in your eyes, I see my future in an instant
And there it goes, I think I’ve found my best friend
I know that it might sound
More than a little crazy
But I believe...
I knew I loved you before I met you
I think I dreamed you into life
I knew I loved you before I met you
I have been waiting all my life
There's just no rhyme or reason
Only a sense of completion
And in your eyes, I see the missing pieces
I’m searching for, I think I’ve found my way home
I know that it might sound
More than a little crazy
But I believe
A thousand angels dance around you
I am complete now that I have found you

Sayup-sayup terdengar lagu I knew I loved you-nya Savage Garden mengalun memenuhi ruangan café mala mini. Gosh, ini salah satu lagu favoritku semasa kuliah dulu. Jadi keinget masa-masa itu. So, malam ini sekira jam 10 malam minggu di tahun 2010, kita semua kembali mengenang masa lalu kita. Very unforgettable old times.

Jayapura, February 20, 2010

poems 2

0 komentar

THE LITTLE THING

I was so happy two days ago
The first time I knew
That my wife and I were about to have
An apple of our sincere love

Yes, the seed is growing
It is not just the two of us again
Not very long we will enjoy
The tears of happiness night and day
And it will cheer up our togetherness
With joy and nothing but joy

My baby, though you are still a very little thing
Living and breathing inside your mom’s womb
But you have already become our greatest expectation
The truly symbol of what a holy loving could create
And we vow to enlarge and facilitate you
The wealth you need
To conquer your future life
‘coz we are so grateful for your existence

Jayapura, March 5, 2010

Jumat, 05 Maret 2010

pidato presiden opsi a

0 komentar
Sabtu, 6 Maret 2010 | 05:03 WIB
Sulit disangkal bahwa pidato Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menanggapi hasil akhir Pansus DPR tentang Hak Angket Bank Century, Kamis (4/3), relatif sangat mirip dengan opsi A yang dihasilkan Pansus. Dan opsi tersebut sudah kandas dengan selisih 113 suara (212 melawan 325).
Dengan demikian, bagi rakyat yang menunggu-nunggu sesuatu yang baru dari bagian-bagian awal pidato Presiden, barangkali mereka akan kecewa.
Di bagian depan, Presiden tampak menekankan kesan bahwa apa yang sudah dilakukan Pansus serta paripurna DPR, bahkan juga aktivitas ekstra-parlementer masih kurang dari standar Presiden tentang ”sebuah demokrasi yang lebih sejati, lebih bermakna, dan lebih bermartabat, sebagaimana yang kita cita-citakan melalui gerakan reformasi sejak 1998” (bagian dalam tanda petik merupakan kutipan langsung dari pidato Presiden).
Memang masih ada frasa pelembut, semacam ”Presiden sangat menghormati proses politik yang telah berjalan di DPR dan mengikuti dengan cermat semua dinamika yang terjadi di dalam maupun di luar Gedung DPR”.
Namun, impresi sesungguhnya yang ingin disampaikan Presiden tampak dominan dalam ungkapan-ungkapan seperti: ”Kita perlu mencermati dengan saksama proses itu dan melihatnya sebagai bagian dari perkembangan, pertumbuhan, dan pembelajaran demokrasi yang kian hari kian dituntut untuk memenuhi tidak saja prinsip-prinsip rule of law, tetapi juga rule of reason, yaitu demokrasi berdasarkan hukum dan akal sehat”.
Sayangnya, pidato Presiden ini menjadi cenderung salah waktu dan salah tempat. Andai saja pidato ini disampaikan sebelum Pansus Century merumuskan rekomendasi dan kesimpulan, hal tersebut mungkin bisa menjadi pertimbangan Pansus.
Bisa saja konstelasi hasil akhir bukan 325 lawan 212! Atau bahkan jika saja Presiden mau berbicara di hadapan Pansus, barangkali logika-logika yang dikedepankan Presiden lebih memperkuat aliansi untuk memilih opsi A!
Tak boleh diskriminatif
Setelah mendapat pengantar pidato seperti itu, tentu akan bermanfaat bila semua bagian tanggapan Presiden melalui pidato tersebut diaplikasikan terhadap rule of law dan rule of reason yang sama.
Misalnya saja terhadap ungkapan berikut ini: ”Boleh jadi di masa krisis dan keadaan yang serba darurat, ketika keputusan harus diambil dengan sangat cepat, ada masalah-masalah teknis yang mungkin terlewatkan. Namun, tidak berarti kebijakannya salah dan harus dipidanakan. Sangat sulit membayangkan negara kita dapat berjalan baik dan efektif jika setiap kebijakan yang tepat justru berujung dengan pemidanaan”.
Sekiranya pun kita setuju dengan pernyataan dan niat tulus ini, logika sehat kita akan sampai pada fakta berupa perlakuan diskriminatif. Mantan Deputi Gubernur Bank Indonesia Aulia Tantowi Pohan divonis empat tahun enam bulan penjara oleh majelis hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi. Padahal, ia tidak terbukti memperoleh sesuatu ataupun keuntungan dari pengeluaran uang lewat Yayasan Pengembangan Perbankan Indonesia yang dipermasalahkan.
Dengan fakta ini, terbuka dua logika yang saling berhadapan. Pertama, Aulia Pohan tidak boleh diperlakukan diskriminatif dan karena itu harus diperjuangkan segera kebebasannya.
Kedua, bila tidak demikian, bisa timbul kesan bahwa seorang pejabat publik baru diperjuangkan haknya atas kebijakan yang diperbuat apabila terkait dengan implikasi politis yang signifikan saja. Dalam konteks terkini, katakanlah isu pemakzulan yang juga disinggung Presiden dalam pidatonya.
Politik akal sehat
Di luar isu di atas, pidato Presiden memang lebih menggunakan akal sehat dibanding proses yang terjadi di DPR. Presiden—menurut hemat saya—tetap setia pada opsi A sejak dari awal hingga akhir pidatonya. Sementara di DPR, kita lihat terjadi pelanggaran-pelanggaran akal sehat.
Pertama, amat sulit memahami rasionalitas dari mereka yang mengusulkan opsi A digabung dengan opsi C menjadi sebuah obyek voting baru. Kita tidak perlu menjadi pakar ilmu roket untuk mengatakan opsi A (yang esensinya mengindikasikan ”not guilty”) memiliki kontradiksi internal hakiki dengan opsi C (yang basisnya mengindikasikan ”guilty”).
Di sana-sini ada beberapa tambahan kembangan frasa yang agak berdekatan, tetapi hakikat pokoknya sangat berbeda.
Yang lebih parah lagi adalah—jika kita mau jujur—fraksi yang ikut bersusah payah memperjuangkan pada voting pertama agar opsi A + C bisa diterima sebagai obyek pemungutan suara baru, tetapi pada voting kedua menolak mendukung opsi A.
Sekali lagi, apabila sudah yakin bahwa opsi A hakikatnya bertentangan dengan opsi C, mengapa susah-payah memperjuangkan ”makhluk aneh A + C”? Namun, itulah realitas politik kita dewasa ini.
Puncak pelanggaran akal sehat bisa terjadi ketika opsi C sudah menang telak, tetapi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tak mampu membongkar kasus Century karena tidak didukung kejaksaan dan kepolisian. Sampai kini, sudah dua kali ajakan KPK untuk berkoordinasi menuntaskan kasus ini terkesan ditolak dengan aneka alasan.
Akhirnya, bersamaan dengan kritik dan harapan dari pidato Presiden, pujian tetap harus kita berikan pada bintang-bintang muda Pansus lintas-fraksi. Mereka mampu menyusun argumen dengan baik dan sistematis.
Sekalipun kita harus menyatakan sinyalemen Presiden soal komunikasi politik yang lebih bermartabat ada benarnya, tetapi tampaknya bukan bintang-bintang muda ini yang terkena.
Presiden harus lebih berani juga melakukan evaluasi komunikasi politik bermartabat di antara anggota Pansus dari partai yang dibinanya.
Oleh: Effendi Gazali
Koordinator Program Master Komunikasi Politik UI

Selasa, 02 Maret 2010

Gaji di bawah Rp2 juta? Jangan Ragu Berbisnis! - economy.okezone.com

0 komentar
Gaji di bawah Rp2 juta? Jangan Ragu Berbisnis! - economy.okezone.com

Sedekah Waktu kita untuk Allah SWT

0 komentar


Memberikan waktu terbaik kita buat Allah. Tidak mudah loh menerapkan hal ini. Makanya, mintalah bantuan, bimbingan, dan pertolongan Allah, agar bisa memberikan kepada Allah, waktu terbaik untuk-Nya
Jadilah orang yang berbahagia, di mana ketika orang sedang sibuk-sibuknya, kita bisa memotong menghadiahkan waktu yang berharga yang kita miliki, buat Allah. Bukankah sejatinya semua punya Allah?

Berikut ini kira-kira waktu terbaik kita:

1. Waktu istirahat kita di pertengahan malam, di dua pertiga malam, dan atau di sepertiga malam. Untuk bangun malam. Untuk ruku’ dan sujud, memuji Allah dan memohon pertolongan-Nya. Memohon bimbingan-Nya agar kita tidak kelelahan dalam menjalani hidup ini. Agar anak-anak menjadi anak-anak yang saleh salehah. Agar orang-orang tua kita panjang umur, sehat dan diampuni Allah. Dan masih banyak lagi lah. Wuah, ini berat. Tidak sedikit yang tidak mampu mengorbankan waktu tidurnya. Karena lelahnya mencari dunia, kita lalu tidak bisa bangun malam. Atau karena banyaknya dunia yang di tangan kita, kita lalu berat untuk bangun malam. Suasana pun barangkali sedang nyaman, tidak sedang bermasalah
2. Waktu pagi. Ketika manusia langsung ngebut dengan pekerjaannya, dengan usahanya, dengan kesibukannya, kita korbankan dulu barang sedikit untuk menegakkan shalat dhuha. Dan sebelumnya, ketika manusia langsung berburu dunia, kita malah tahan dulu barang sebentar untuk menegakkan shalat shubuh. Subhaanallaah. Kalau bisa shalat shubuhnya di masjid. Masya Allah. Kita ajak anak-anak dan istri.
3. Jam zuhur. Jam sibuk-sibuknya. Traffic lagi tinggi-tingginya. Ketika pelanggan lagi
banyak-banyaknya, kita ridho meninggalkannya demi Yang Memiliki diri kita dengan seluruh pemberian-Nya. Ga usah khawatir degan berkurangnya perniagaan. Lihat saja Mekkah dan madinah. Ketika jam shalat, mereka tutup. Akhirnya apa? Allah malah memberikan international buyer, pembeli internasional. Bukan sekedar local buyer
4. Jam ashar. Jam ngantuk. Kita segarkan diri kita, dengan air wudhu. Kita segarkan batin kita, jiwa kita, raga kita, dengan shalat ashar. Sungguh banyak kemuliaan bacaan-bacaan habis ashar. Insya Allah akan saya banyak tulis di website. Jam macet. Jam pulang. Banyak manusia yang terjebak di kemacetan, karena berburu pulang cepat. Akhirnya tetap saja kemaleman karena memang macet. Kalau memang macet-macet juga, kenapa tidak kita tunggu saja sampe maghrib usai. Atau syukur-syukur kita sekalian selesaikan isya, baru kita pulang. Kalau tetap khawatir, misalkan pulang jam 5, maka jam 18
mampir ke masjid. Jalan lagi usai maghrib. Lalu, mampir lagi jelang isya. Dan jalan lagi
setelah shalat isya. Repot memang. Tapi insya Allah yang begini ini yang kelak akan Allah istimewakan. Manusia mau lelah, mau cape. Tapi kali ini cape dan lelahnya, buat Allah. Bukan seperti selama ini yang untuk dunianya, untuk perutnya, untuk keseombongannya, untuk hawa nafsunya.

From: Yusuf Mansyur's Network: 02/03/2010

Minggu, 28 Februari 2010

remaja bercinta ice cream

0 komentar

perhatikan daftar menu diatas..something's funny??. yapp,young lover ice cream, salah satu menu minumannya, diterjemahkan dengan remaja bercinta ice cream.. kalo itu sih seharusnya menu bahasa inggrisnya "making love teenager ice cream". tull ga??


Menu ini ditawarkan di restoran OK yang berlokasi di jalan ruko pasifik jayapura. Saya dan istri makan malam ini (28/02/2010). Rasa masakannya lumayan lah.

Jumat, 26 Februari 2010

poems 1

0 komentar

THE RAIN

The day is still early
But outside it’s quite dark already
The surrounding is so cloudy
Do not dare to ask why
Coz you know what is going to be

I myself am sitting here
Embraced by a kinda angel
Covered me with her silky wings
And a heart sincere
To love me fully

So long I’ve been so selfish
But while sitting solemnly
In a profound self contemplation
I ask myself a question:
Have I made her happy or
Did I agonize her?
In return for her truly care
That was so unfair

The angel deserves nothing but my love
Like the rain
Which demands no pay
In exchange for the water it’s given
To the whole world

Jayapura, 27 Februari 2010

Kamis, 25 Februari 2010

mawlid celebration (part 2 of 2 parts)

0 komentar

10 Principles of Muhammad's Success
By Maulana Wahiduddin Khan

It is a well-known fact that the Prophet of Islam (PBUH) was the supremely successful man in the entire human history. But he was not just a hero, as Thomas Carlyle has called him. According to the Qur’an, he was a good example for all mankind. He has shown us the way of achieving supreme success in this world.

By studying the life of the Prophet we can derive those important principles which were followed by the Prophet. In short, the Prophet of Islam was a positive thinker in the full sense of the word. All his activities were result-oriented. He completely refrained from all such steps as may prove counter-productive.

First Principle: To begin from the possible
This principle is well explained in a saying of Aishah. She said: "Whenever the Prophet had to choose between two options, he always opted for the easier choice." (Al-Bukhari)To choose the easiest option means to begin from the possible, and one who begins from the possible will surely reach his goal.

Second Principle: To see advantage in disadvantage
In the early days of Mecca, there were many problems and difficulties. At that time, a guiding verse in the Qur’an was revealed. It said: "With every hardship there is ease, with every hardship there is ease." (94:5-6).This means that if there are some problems, there are also opportunities at the same time. And the way to success is to ignore the problems and avail the opportunities.

Third Principle: To change the place of action
This principle is derived from the Hijrah. Hijrah was not just a migration from Mecca to Medina. It was to find a more suitable place for Islamic work, as history proved later on.

Fourth Principle: To make a friend out of an enemy
The prophet of Islam was repeatedly subjected to practices of antagonism by the unbelievers. At that time the Qur’an enjoined upon him the return of good for evil. And then, as the Qur’an added, "You will see your direst enemy has become your closest friend" (41:34).
It means that a good deed in return of a bad deed has a conquering effect over your enemies. And the life of the Prophet is a historical proof of this principle.

Fifth Principle: To turn minus into plus
After the Battle of Badr, about 70 of the unbelievers were taken as the prisoners of war. They were educated people. The Prophet announced that if any one of them would teach ten Muslim children how to read and write he would be freed. This was the first school in the history of Islam in which all of the students were Muslims, and all of the teachers were from the enemy rank. Here I shall quote a British orientalist who remarked about the Prophet of Islam: He faced adversity with the determination to wring success out of failure.

Sixth Principle: The power of peace is stronger than the power of violence
When Mecca was conquered, all of the Prophet’s direst opponents were brought before him. They were war criminals, in every sense of the word. But the Prophet did not order to kill them. He simply said: "Go, you are free." The result of this kind behavior was miraculous. They immediately accepted Islam.

Seventh Principle: Not to be a dichotomous thinker
In the famous Ghazwa of Muta, Khalid bin Walid decided to withdraw Muslim forces from the battlefield because he discovered that the enemy was unproportionately outnumbered. When they reached Medina, some of the Muslims received them by the word "O Furrar" (O deserters!) The Prophet said "No. They are Kurrar" (men of advancement)."
Those Medinan people were thinking dichotomously, either fighting or retreating. The Prophet said no. There is also a third option, and that is to avoid war and find a time to strengthen yourself. Now history tells us that the Muslims, after three years of preparation, advanced again towards the Roman border and this time they won a resounding victory.

Eighth Principle: To bring the battle in one’s own favorable field
This principle is derived from the Ghazwa of Hudaibiyya. At that time, the unbelievers were determined to engage Muslims in fighting, because obviously they were in an advantageous position. But the Prophet, by accepting their conditions unilaterally, entered into a pact. It was a ten-year peace treaty. Until then, the meeting ground between Muslims and non-Muslims had been on the battlefield. Now the area of conflict became that of ideological debate. Within two years, Islam emerged as victorious because of the simple reason of its ideological superiority.

Ninth Principle: Gradualism instead of radicalism
This principle is well-established by a hadith of Al-Bukhari. Aishah says that the first verses of the Qur’an were related mostly to heaven and hell. And then after a long time when the people’s hearts had softened, the specific commands to desist from adultery and drinking were revealed in the Qur’an.This is a clear proof that for social changes, Islam advocates the evolutionary method, rather than the revolutionary method.

Tenth Principle: To be pragmatic in controversial matters
During the writing of Hudaibiyyah treaty, the Prophet dictated these words: "This is from Muhammad, the Messenger of God." The Qurayshi delegate raised objections over these words. The Prophet promptly changed the word and ordered to write simply Muhammad, son of Abdullah.

These were the principles through which the Prophet of Islam gained that success which has been recognized by historians as the supreme success.

In the end, I would like to repeat those ten principles of success:
1. To begin from the possible
2. To see advantage in disadvantage
3. To change the place of action
4. To make a friend out of an enemy
5. To turn minus into plus
6. The power of peace is stronger than the power of violence
7. Not to be a dichotomous thinker
8. To bring the battle in one’s own favorable field
9. Gradualism instead of radicalism
10. To be pragmatic in controversial matters

Taken from: http://alrisala.org/Articles/prophet/success.htm

mawlid celebration (part 1 of 2 parts)

0 komentar


CELEBRATING MAWLID
Today (26/02) Muslims all over the world commemorate the birth day of the Prophet Muhammad (Peace Be Upon Him/PBUH), the greatest person ever born who had successfully spread his holy teachings into the heart of Muslims. He was the founder of Islam and was also active as great merchant, diplomat, military leader, orator, statesman, and legislator, the Prophet Muhammad (PBUH) was obviously the most successful man in human history.
Muhammad (PBUH) was born in Mecca in August 570 AD. He belonged to Bani Hasyim, one of the prominent families in Mecca. The given name Muhammad means praiseworthy. Perhaps, his parents prayed for him to be the praised one in his later times. He became an orphan when he was six years of age by the death by his beloved mother, Siti Aminah. His father, Abdullah, had died before his death. Accordingly, he was looked after by the grandfather, Abdul Mutthalib. At eight years old, Abdul Mutthalib also died. After that he was brought up under his uncle care, Abu Thalib, who was from the respected Arabian tribe, Quraysh. Life at that time in Mecca was so left behind. The Meccans were so ignorant of science and illiterate. Quarrels and rivalries rose amongst tribes which had long caused blood-feuds.
In his teens the young Muhammad had become a merchant by accompanying his uncle on trading journeys to Syria gaining success for his trustworthiness. He was also known as a trustworthy shepherd. People knew him as a truthful, honest, sincere, and generous. By that, he was popularly known Al Amin, the Trustworthy. Muhammad was so religious, and had long detested the decadence and idolatry of his society. Actually, the Arabs had traced their descent to Abraham and knew that he was a monotheistic preacher. However, they kept practicing a polytheistic beliefs and practices by making idols of holy and righteous persons. They worshipped these idols and made offerings to please their God.
At 25 years old, the prophet Muhammad (PBUH) married Khadija, a rich widow, who admired his integrity and good reputation. As a wife, Khadija supported Muhammad with her wealth and slaves. Muhammad set all the slaves free. Muhammad continued Khadija’s trading and managed to make it even bigger.
But, that was not Muhammad’s true calling. He continued retreating to a cave in the surrounding mountains for meditation and reflection. The name of the cave was Hira. Khadijah would prepare food enough for several days. At age 40 during Ramadhan month, he received his first revelation from Allah, SWT. One night, he saw a vision that someone commanding him to recite. The prophet replied that he could not recite. The vision somehow insisted and at last made the prophet recite the following verses:
Recite thou in the name of thy Lord who created, created man from a clot of blood. Recite and thy Lord is the most beneficent, who taught man by the pen, taught man what he knew not (surah 96: verses 2-6).
That was the first of Al Qur’an, the holy book of Muslims. As soon he began preaching the truth which Allah, SWT had revelation to him through His Angel, Gabriel. Not long several Arabians had converted into Islam and became Muhammad’s followers. Although suffered persecutions and denials from the unbelievers, Islam had soon been embraced by the greater part of the Arabian people and within a century of Muhammad’s death, Islam had spread to Spain in the West and as far East of China. Among the reasons of this rapid growing is that Islam calls for faith in only one God namely Allah, SWT, who is worthy of worship.
The prophet Muhammad (PBUH) is a perfect example of an honest, merciful, compassionate, just, truthful, and brave human being. He was also a great statesman ever lived who had taught us how to become a great leader. Next, we will reveal tips of Muhammad’s great success. Happy anniversary my beloved Prophet. Peace be upon you.

caligraphs

0 komentar

sura B. by =samirmalik on deviantART

Allah. by =samirmalik on deviantART

Mohamed PBUH by =samirmalik on deviantART

One . by =samirmalik on deviantART

LaIllahaIllAllah by =samirmalik on deviantART

Rabu, 24 Februari 2010

my financial improvement steps

0 komentar


BANG BING BUNG...AYO NABUNG
Sabtu pagi (20/10/2010) berlokasi di Bank Papua Jayapura, Bank Indonesia Jayapura mensponsori launching Gerakan Indonesia Menabung se propinsi Papua. Gerakan ini digelar secara serentak di 41 kota se-Indonesia dan ditandai dengan peluncuran produk baru yaitu Tabunganku yang merupakan produk tabungan yang didukung oleh 70 bank umum dan 910 bank perkreditan rakyat. Produk Tabunganku ini memang sengaja diluncurkan untuk meningkatkan minat menabung masyarakat karena beberapa fitur-fiturnya yang sangat menarik yaitu setoran awal hanya Rp20 ribu, setoran selanjutnya hanya Rp10 ribu, dan bebas biaya administrasi. Maksimal penarikan per hari Rp100 ribu. Diharapkan Tabunganku bisa menjaring 48 juta penabung tambahan dari kelompok masyarakat antara lain pelajar, mahasiswa, petani, nelayan, buruh, tukang parkir, dan pedagang asongan.
Minat menabung masyarakat Indonesia memang masih terbilang belum tinggi. Ada beberapa hal yang menyebabkan masih enggannya sebagian besar rakyat Indonesia untuk menabung di bank. Berdasarkan data BI dari 135 juta penduduk usia produktif baru 55 juta yang sudah memiliki tabungan. Menurut Pelaksana Tugas Gubernur BI, Darmin Nasution, ada beberapa alasan yang menyebabkan masih minimnya jumlah masyarakat menabung misalnya biaya administrasi yang dikenakan oleh bank dan jumlah setoran awal yang masih cukup tinggi.
Atau, seperti cerita yang saya kutip dari Tabloid Nova No. 641/XIII sebagai berikut:
“Siapa sich yang tidak pengen nabung? Saya juga mau kok. Cuman masalahnya duit saya habis terus. Belanja inilah, belanja itulah. Anak-anak minta dibeliin sepatulah. Minta dibeliin taslah. Pokoknya kagak bisa nabung deh”
Menabung memang bukan perkara yang gampang. Tidak peduli apakah penghasilan seseorang besar ataupun yang kecil, masih banyak orang yang belum memiliki kebiasaan untuk menyisihkan sebagian penghasilannya untuk membayar dirinya sendiri alias menabung. Mungkin karena budaya masyarakat kita yang masih lebih besar pasak daripada tiang. Apalagi menjelang hari raya-hari raya keagaamaan karena pada saat itu para karyawan menerima Tunjangan Hari Raya sehingga tingkat pembelanjaan masyarakat juga meningkat. Bahkan apabila uangnya sudah habis dibelanjakan, sebagian besar masyarakat kita akhirnya membeli barang-barang dengan kredit. Kalaupun sekarang masih bisa berfoya-foya, bagaimana pada saat seseorang sudah tidak produktif lagi? Atau, apa yang terjadi jika terjadi keadaan darurat yang mengharuskan seseorang merogoh koceknya dalam-dalam?
Itulah salah satu manfaat menabung. Menabung merupakan salah satu cara untuk mempersiapkan dana yang sifatnya untuk berjaga-jaga (emergency fund) dan untuk masa depan. Kebanyakan kita barangkali hanya menganggap uang sebagai alat tukar. Uang hanya untuk transaksi dan transaksi semata, belanja inilah belanja itulah, sehingga tidak lama setelah kita memperoleh penghasilan, sebagian besar kalau tidak seluruh penghasilan kita habis tidak berbekas. Padahal menabung sebenarnya mudah dan murah. Para ahli keuangan menyarankan untuk menyisihkan paling sedikit 10 persen dari penghasilan kita sebagai tabungan. Jumlah tersebut anggaplah sebagai pembayaran terhadap diri kita sendiri (pay yourself first).
Apabila kita sudah disiplin untuk membayar diri kita sendiri, mulailah untuk memikirkan cara memperbesar pundi-pundi tabungan kita. Tentu saja adalah dengan menabung lebih banyak agar dana tabungan kita lebih besar. Ada dua opsi yang dapat kita lakukan. Pertama, adalah dengan memperbesar penghasilan kita sementara pengeluaran minimal tetap jika tidak dapat dikurangi. Atau yang kedua adalah dengan menekan pengeluaran kita jika penghasilan kita tidak dapat ditingkatkan. Caranya antara lain dengan mengurangi belanja barang-barang yang tidak dibutuhkan. Apapun caranya yang terpenting adalah memulai. Karena sebagus apapun planning kita jika kita tidak segera memulai kita tidak akan menghasilkan apapun. We plan to fail if we fail to plan…and act!!
Note:
1. My plan: Saving Rp.600 ribu a month
2. Cutting my monthly expense, and put the cutting into my saving plan. I will make notes on my expense so that it could be tracked

Sabtu, 20 Februari 2010

Kaya untuk Meningkatkan Ibadah, Ok. Kalo Matre, Jangan

0 komentar


Masyarakat yg matre sifatnya ngoyo menjadi kaya setiap kali melihat ada orang berlimpah harta lewat di tengah kehidupan mereka. Dipikirannya ngejadiin dunia sebagai tujuan, dikepalanya cuma ada dunia, dunia, dunia tanpa meratiin cara2 yang digariskan oleh Islam untuk mndapatkannya secara halal serta berzakat, sedekah. Berbeda kalo yg materialisme ( matre ) biasanya bakalan kikir, pelit alias medit. Keadaan mereka yang matre seperti dikisahkan pegimana masyarakat Mesir di zaman hidupnya seorang tokoh kaya-raya bernama Qarun digambarkan di dalam Al-Qur’an.

فَخَرَجَ عَلَى قَوْمِهِ فِي زِينَتِهِ قَالَ الَّذِينَ يُرِيدُونَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا

يَا لَيْتَ لَنَا مِثْلَ مَا أُوتِيَ قَارُونُ إِنَّهُ لَذُو حَظٍّ عَظِيمٍ

”Maka keluarlah Qarun kepada kaumnya dalam kemegahannya. Berkatalah orang-orang yang menghendaki kehidupan dunia: "Moga-moga kiranya kita mempunyai seperti apa yang telah diberikan kepada Qarun; sesungguhnya ia benar-benar mempunyai keberuntungan yang besar".(QS Al-Qashshash ayat 79)

Zaman kita dewasa inipun keadaannya sangat mirip dengan zaman Qarun tersebut. Berbagai kemewahan tokoh kaya, selebritis, artis, olahragawan dan pejabat dipertontonkan di televisi dan media lainnya sehingga masyarakat berdecak kagum dan tentunya menjadi iri dan berambisi ingin menjadi hartawan seperti mereka pula. Sedemikian kuatnya ambisi tersebut terkadang muncullah berbagai kasus mengerikan di tengah masyarakat. Sebut saja munculnya perdagangan bayi, penjualan organ tubuh, pelacuran, korupsi, pencurian, perampokan dan pengkhianatan para pejuang yang semestinya berada di jalan Allah. Semua dilakukan karena terbuai dengan mimpi ingin secara instan menjadi seorang yang kaya.

Bardasarkan hal ini pantaslah bilamana teladan kita Rasulullah Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam mengajarkan kita suatu prinsip penting dalam hal menghindari berkembangnya kemungkinan faham materialisme di tengah masyarakat. Nabi shollallahu ’alaih wa sallam justeru mengajarkan ummat Islam agar senantiasa rajin memandang kepada kalangan yang kurang beruntung secara materi daripada diri kita sendiri. Hal ini diharapkan akan menumbuhkan rasa syukur dan ridha atas pemberian Allah.

انْظُرُوا إِلَى مَنْ أَسْفَلَ مِنْكُمْ وَلَا تَنْظُرُوا إِلَى مَنْ

هُوَ فَوْقَكُمْ فَهُوَ أَجْدَرُ أَنْ لَا تَزْدَرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ

“Pandanglah orang yang lebih rendah daripada kalian, dan janganlah memandang orang yang di atas kalian. Maka yang demikian itu lebih layak untuk dilakukan agar kalian tidak menganggap remeh akan nikmat Allah yang telah dianugerahkan kepada kalian.” (HR Muslim)

Betapa dalamnya pesan Nabi shollallahu ’alaih wa sallam di atas. Andaikan setiap kita berpegang teguh kepada prinsip di atas niscaya masyarakat akan terhindar dari ideologi materialisme. Tidak mungkin akan muncul suatu anggapan bahwa harta merupakan tolok ukur kemuliaan seseorang. Setiap orang akan senantiasa rajin mensyukuri segenap karunia Allah yang telah diterimanya. Islam mengajarkan bahwa tolok ukur kemuliaan sejati ialah taqwa seseorang kepada Allah.

إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ

”Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu”. (QS Al-Hujurat ayat 13)

Allah tidak pernah berfirman: ”Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling berharta di antara kamu”. Tidak...! Allah jelas tegas menyatakan bahwa taqwa merupakan tolok ukur sesungguhnya mulia-hinanya seseorang di mata Allah. Semakin bertaqwa seseorang berarti semakin mulia dirinya di sisi Allah. Dan sebaliknya semakin tidak bertaqwa seseorang berarti semakin hinalah dirinya di mata Allah Yang Maha Mulia. Dan perkara ini tidak berkaitan dengan banyak-sedikitnya harta yang dimiliki orang tersebut. Bisa jadi seseorang berharta sedikit atau banyak, asalkan ketqwaannya kepada Allah memang tinggi, berarti mulialah dirinya di sisi Allah. Sebaliknya, berapapun kekayaan atau kemisikinan seseorang, bilamana ketaqwaannya kepada Allah sangat tipis, apalagi tidak ada samasekali, berarti orang tersebut hina di dalam pandangan Allah. Taqwa merupakan timbangan sejati bernilai atau tidaknya seseorang dalam pandangan Allah yang Maha Tahu dan Maha Teliti PengetahuanNya

Maka hadits riwayat Imam Muslim di atas sudah semestinya menjadi pegangan seorang beriman. Hendaklah bila sudah menyangkut urusan harta dan kekayaan seorang muslim janganlah memandang silau kepada orang yang berada di atas dirinya. Tapi sepatutnya ia bersibuk memandang mereka yang lebih rendah daripada dirinya sehingga rasa syukur dan ridha akan pemberian Allah senantiasa terpelihara di dalam dirinya. Bila ia sibuk memandang kepada mereka yang lebih kaya daripada dirinya, niscaya yang muncul adalah keluhan dan ketidakpuasan akan pemberian Allah kepada dirinya. Maka di zaman Qarun hidup ada sebagian masyarakat Mesir yang tetap bersikap benar dalam memandang Qarun. Mereka inilah yang disebut Allah di dalam Al-Qur’an sebagai orang-orang yang berilmu dan mereka sangat faham akan hakekat kemuliaan dan kehinaan di dalam kehidupan fana ini.

وَقَالَ الَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ وَيْلَكُمْ ثَوَابُ اللَّهِ خَيْرٌ

لِمَنْ آمَنَ وَعَمِلَ صَالِحًا وَلا يُلَقَّاهَا إِلا الصَّابِرُونَ

“Berkatalah orang-orang yang dianugerahi ilmu: "Kecelakaan yang besarlah bagimu, pahala Allah adalah lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan beramal saleh, dan tidak diperoleh pahala itu kecuali oleh orang-orang yang sabar".(QS Al-Qashshash ayat 80)

Orang-orang yang berilmu sangat sadar bahwa pahala dari Allah karena iman dan amal sholeh seseorang, jauh lebih utama dan berharga daripada sekedar harta dan kekayaan duniawi seperti yang dikumpulkan oleh seorang Qarun. Itulah sebabnya tatkala pada akhirnya Allah mencabut hak kekayaan Qarun dengan mendatangkan bencana yang menghancurkan segenap kekayaan dan diri Qarun, barulah kaum awam yang jahil alias bodoh atau sempit wawasan itu memahami dan menyadari betapa bodohnya diri mereka karena tergiur menginginkan seperti yang dimiliki oleh Qarun.

فَخَسَفْنَا بِهِ وَبِدَارِهِ الأرْضَ فَمَا كَانَ لَهُ مِنْ فِئَةٍ يَنْصُرُونَهُ

مِنْ دُونِ اللَّهِ وَمَا كَانَ مِنَ الْمُنْتَصِرِينَ وَأَصْبَحَ الَّذِينَ

تَمَنَّوْا مَكَانَهُ بِالأمْسِ يَقُولُونَ وَيْكَأَنَّ اللَّهَ يَبْسُطُ الرِّزْقَ

لِمَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ وَيَقْدِرُ لَوْلا أَنْ مَنَّ اللَّهُ عَلَيْنَا
لَخَسَفَ بِنَا وَيْكَأَنَّهُ لا يُفْلِحُ الْكَافِرُونَ

Maka Kami benamkanlah Qarun beserta rumahnya ke dalam bumi. Maka tidak ada baginya suatu golongan pun yang menolongnya terhadap azab Allah. dan tiadalah ia termasuk orang-orang (yang dapat) membela (dirinya). Dan jadilah orang-orang yang kemarin mencita-citakan kedudukan Qarun itu. berkata: "Aduhai. benarlah Allah melapangkan rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki dari hamba-hamba-Nya dan menyempitkannya; kalau Allah tidak melimpahkan karunia-Nya atas kita benar-benar Dia telah membenamkan kita (pula). Aduhai benarlah, tidak beruntung orang-orang yang mengingkari (nikmat Allah)". (QS Al-Qashshash ayat 81-82)

Sosok Qarun dan siapapun yang memiliki mental dan sikap seperti dia, adalah sosok yang mengingkari nikmat Allah. Mereka menyangka bahwa kekayaan yang mereka kumpulkan merupakan hasil prestasi dirinya dan tidak ada kaitan dengan Allah yang Maha Menentukan pembagian rezeki manusia. Mereka tidak pernah besyukur kepada Allah akan rezeki yang diterima. Dan mereka tidak pernah memohon rezeki kepada Allah saat dirinya sedang mengalami kesulitan rezeki. Mereka hanya mengandalkan kemampuan dirinya sendiri dalam urusan materi. Mereka inilah kaum yang berideologi materialisme. Sungguh mateialisme tidak sama dengan Islam. Bersyukurlah kita orang beriman memiliki iman dan islam sebagai pegangan hidup.

Sabtu, 13 Februari 2010

Istighfar, Keutamaan dan Sebagai Kunci Rezeki

0 komentar

Sebagian besar orang menyangka bahwa istighfar dan taubat hanyalah cukup dengan lisan semata. Sebagian mereka mengucapkan.

"Artinya : Aku mohon ampun kepada Allah dan bertaubat kepada-Nya".

Tetapi kalimat-kalimat diatas tidak membekas di dalam hati, juga tidak berpengaruh dalam perbuatan anggota badan. Sesungguhnya istighfar dan taubat jenis ini adalah perbuatan orang-orang dusta.

Para ulama -semoga Allah memberi balasan yang sebaik-baiknya kepada mereka- telah menjelaskan hakikat istighfar dan taubat.

Imam Ar-Raghib Al-Ashfahani menerangkan : "Dalam istilah syara', taubat adalah meninggalkan dosa karena keburukannya, menyesali dosa yang telah dilakukan, berkeinginan kuat untuk tidak mengulanginya dan berusaha melakukan apa yang bisa diulangi (diganti). Jika keempat hal itu telah terpenuhi berarti syarat taubatnya telah sempurna" [Al-Mufradat fi Gharibil Qur'an, dari asal kata " tauba" hal. 76]

Imam An-Nawawi dengan redaksionalnya sendiri menjelaskan : "Para ulama berkata, 'Bertaubat dari setiap dosa hukumnya adalah wajib. Jika maksiat (dosa) itu antara hamba dengan Allah, yang tidak ada sangkut pautnya dengan hak manusia maka syaratnya ada tiga. Pertama, hendaknya ia menjauhi maksiat tersebut. Kedua, ia harus menyesali perbuatan (maksiat)nya. Ketiga, ia harus berkeinginan untuk tidak mengulanginya lagi. Jika salah satunya hilang, maka taubatnya tidak sah.

Jika taubatnya itu berkaitan dengan hak manusia maka syaratnya ada empat. Ketiga syarat di atas dan Keempat, hendaknya ia membebaskan diri (memenuhi) hak orang tersebut. Jika berbentuk harta benda atau sejenisnya maka ia harus mengembalikannya. Jika berupa had (hukuman) tuduhan atau sejenisnya maka ia harus memberinya kesempatan untuk membalasnya atau meminta ma'af kepadanya. Jika berupa ghibah (menggunjing), maka ia harus meminta maaf" [Riyadhus Shalihin, hal. 41-42]

Adapun istighfar, sebagaimana diterangkan Imam Ar-Raghib Al-Asfahani adalah " Meminta (ampunan) dengan ucapan dan perbuatan. Dan firman Allah.

"Artinya : Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia Maha Pengampun" [Nuh : 10]

Tidaklah berarti bahwa mereka diperintahkan meminta ampun hanya dengan lisan semata, tetapi dengan lisan dan perbuatan. Bahkan hingga dikatakan, memohon ampun (istighfar) hanya dengan lisan saja tanpa disertai perbuatan adalah pekerjaan para pendusta" [Al-Mufradat fi Gharibil Qur'an, dari asal kata "ghafara" hal. 362]

Kedua : Dalil Syar'i Bahwa Istighfar Dan Taubat Termasuk Kunci Rizki

Beberapa nash (teks) Al-Qur'an dan Al-Hadits menunjukkan bahwa istighfar dan taubat termasuk sebab-sebab rizki dengan karunia Allah Ta'ala. Dibawah ini beberapa nash dimaksud :

[1] Apa Yang Disebutkan Allah Subhana Wa Ta'ala Tentang Nuh Alaihis Salam Yang Berkata Kepada Kaumnya.

"Artinya : Maka aku katakan kepada mereka, 'Mohonlah ampun kepada Tuhanmu', sesunguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakan harta dan anak-anakmu dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai". [Nuh : 10-12]

Ayat-ayat di atas menerangkan cara mendapatkan hal-hal berikut ini dengan istighfar.

Ampunan Allah terhadap dosa-dosanya. Berdasarkan firman-Nya : "Sesungghuhnya Dia adalah Maha Pengampun".

Diturunkannya hujan yang lebat oleh Allah. Ibnu Abbas Radhiyallahu 'anhuma berkata "midraaraa" adalah (hujan) yang turun dengan deras. [Shahihul Bukhari, Kitabul Tafsir, surat Nuh 8/666]

Allah akan membanyakan harta dan anak-anak, Dalam menafsirkan ayat "wayumdid kum biamwalin wabanina" Atha' berkata : Niscaya Allah akan membanyakkan harta dan anak-anak kalian" [Tafsir Al-Bagawi, 4/398. Lihat pula, Tafsirul Khazin, 7/154]

Allah akan menjadikan untuknya kebun-kebun.
Allah akan menjadikan untuknya sungai-sungai.

Imam Al-Qurthubi berkata : "Dalam ayat ini, juga yang disebutkan dalam (surat Hud : 3 "Artinya : Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhamnu dan bertaubat kepada-Nya) adalah dalil yang menunjukkan bahwa istighfar merupakan salah satu sarana meminta diturunkannya rizki dan hujan". [Tafsir Al-Qurthubi, 18/302. Lihat pula, Al-Iklil fis Tinbathil Tanzil, hal. 274, Fathul Qadir, 5/417]

Al-Hafizh Ibnu Katsir dalam tafsirnya berkata :" Maknanya, jika kalian bertaubat kepada Allah, meminta ampun kepadaNya dan kalian senantiasa menta'atiNya, niscaya Ia akan membanyakkan rizki kalian menurunkan air hujan serta keberkahan dari langit, mengeluarkan untuk kalian berkah dari bumi, menumbuhkan tumbuh-tumbuhan untuk kalian, melimpahkan air susu perahan untuk kalian, membanyakan harta dan anak-anak untuk kalian, menjadikan kebun-kebun yang di dalamnya bermacam-macam buah-buahan untuk kalian serta mengalirkan sungai-sungai diantara kebun-kebun itu (untuk kalian)". [Tafsir Ibnu Katsir, 4/449]

Demikianlah, dan Amirul Mukminin Umar bin Khaththab Radhiyallahu 'anhu juga berpegang dengan apa yang terkandung dalam ayat-ayat ini ketika beliau memohon hujan dari Allah Ta'ala.

Mutharif meriwayatkan dari Asy-Sya'bi : "Bahwasanya Umar Radhiyallahu 'anhu keluar untuk memohon hujan bersama orang banyak. Dan beliau tidak lebih dari mengucapkan istighfar (memohon ampun kepada Allah) lalu beliau pulang. Maka seseorang bertanya kepadanya, 'Aku tidak mendengar Anda memohon hujan'. Maka ia menjawab, 'Aku memohon diturunkannya hujan dengan majadih[1] langit yang dengannya diharapkan bakal turun hujan. Lalu beliau membaca ayat.

"Artinya : Mohonlah ampun kepada Tuhamu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat".[Nuh : 10-11]. [Tafsir Al-Khazin, 7/154]

Jangan Lagi Berpenyakit Korupsi

0 komentar

Oleh: M.M. Nilam Widyarini
Kandidat Doktor Psikologi

Seperti halnya mereka yang berprestasi menonjol, anak-anak orang kaya atau yang berkedudukan tinggi, biasanya lebih dikenal di antara teman sekolah/kuliah maupun pengajar. Hal ini bisa menjadi kebanggaan bagi anak pejabat/pengusaha tersebut.

Namun, tidak selalu kebanggaan yang mereka rasakan. Seperti yang terjadi pada Netty, anak seorang bupati. Bukan kebanggaan yang dirasakannya, justru malu tak terkira. Ayahnya diketahui terlibat korupsi senilai ratusan juta rupiah.

Tidak seperti banyak anak pejabat dan orang kaya yang gemar berpesta-pora, kebetulan Netty menjalani hidup secara wajar, meski tetap lebih mewah daripada rata-rata temannya. Kemewahan itu selama ini ia nikmati tanpa prasangka.
Meski jarang mengobrol dengan ayahnya, Netty mengenalnya sebagai figur yang baik, arif, dan disegani oleh orang-orang di sekelilingnya. Ia maklum bahwa ayahnya sangat sibuk, baik sebagai bupati maupun karena perannya dalam partai politik.

Kini Netty bingung. Bukan saja malu pada teman di kampus dan masyarakat yang mengenalnya. Ia tidak habis pikir, mengapa ayah yang dikiranya baik dan bermoral itu terbukti di pengadilan sebagai koruptor.

Mengapa Korupsi?
Seringkali orang berpikir, antara sikap dan perilaku itu selalu sesuai. Kenyataannya tidak. Seseorang yang menyukai produk tertentu, belum tentu menggunakannya. Mungkin karena harganya tak terjangkau. Sebaliknya, meski seseorang tidak suka rokok, belum tentu ia tidak merokok. Ia merokok mungkin karena ingin seperti teman-temannya.

Demikian juga halnya korupsi. Tidak ada orang yang setuju dengan korupsi, meski pada kenyataannya korupsi begitu merajalela di negeri ini. Seolah-olah siapa saja yang masuk dalam lingkungan pemerintahan, birokrasi, atau partai politik akan selalu terbelit tindakan korupsi. Bahkan, korupsi bagi pelakunya tidak lagi dirasa sebagai hal tabu, melainkan perbuatan yang wajar. Mengapa bisa demikian?

1. Kekaburan Identitas
Kedudukan, menjadi kaya dalam waktu singkat, menikmati hidup mewah, telah menjadi gaya hidup bersama pada 30-an tahun terakhir ini. Tidak enak dan aneh rasanya bergaya hidup sederhana di tengah lingkungan sosial yang borjuis.
Demikian juga tindakan meminta komisi dari para pengusaha yang memerlukan izin, melakukan mark-up proyek, memotong anggaran pembangunan, dan sebagainya. Lalu diikuti dengan langkah bagi-bagi rezeki dengan rekan sekerja, membuat tindakan korupsi tidak lagi terasa sebagai korupsi, melainkan kebiasaan dalam sistem sosial.

Dalam situasi bersama orang lain, individu mengalami kekaburan identitas (kesadaran akan identitas pribadinya cenderung melemah), sehingga kurang peduli adanya penilaian dari orang lain. Rasa tanggung jawab pribadi pun melemah.
Korupsi tak lagi terasa sebagai korupsi karena bukan menjadi tanggung jawab pribadi. Bahkan, sebagai sesuatu yang dilakukan secara kolektif, seringkali justru terasa sebagai “kesuksesan” bersama.

2. Konformitas
Bila seseorang menyesuaikan sikap dan perilakunya dengan sikap dan perilaku kelompok, berarti ia melakukan konformitas. Kebenaran yang semula diyakini seseorang dapat berubah seketika bila orang-orang dalam kelompok tampak memiliki keyakinan yang berbeda. Ia cenderung meragukan pendapatnya sendiri yang berbeda dengan pendapat orang lain dalam kelompok. Itulah yang mendasari perubahan sikap dan perilakunya sesuai sikap dan perilaku kelompok.

Dalam psikologi, fenomena konformitas ini sangat dikenal melalui eksperimen yang dilakukan Solomon Asch. Dalam eksperimennya Asch meminta subjek untuk memilih salah satu di antara tiga garis (garis 1, 2, dan 3) yang memiliki tinggi yang sama dengan garis X.

Tugas memilih garis ini sangat sederhana karena cukup jelas bahwa garis nomor 2 yang sama tingginya dengan garis X. Hal ini dapat dijawab benar oleh mayoritas subjek, ketika mereka satu per satu ditugasi memilih garis tersebut, tanpa menyaksikan pilihan orang lain.

Namun, hasilnya sungguh berbeda ketika subjek memilih garis di tengah-tengah keberadaan orang lain. Mereka cenderung mengikuti pilihan orang-orang lain (pilihan mayoritas), meski pilihan itu salah. (Catatan: para pemilih yang mendahului subjek penelitian adalah orang-orang yang dengan sengaja diminta Asch untuk memilih jawaban salah, untuk mengetahui bagaimana pengaruhnya terhadap pilihan subjek).

Demikian pula dalam hal korupsi. Seseorang yang semula bersikap negatif terhadap korupsi akhirnya terseret melakukannya, disebabkan situasi di mana orang lain menunjukkan sikap positif terhadap korupsi dan melakukan korupsi sebagai hal biasa.

3. Kepatuhan
Di dalam masyarakat, mereka yang memiliki kedudukan tinggi dan otoritas wajib dipatuhi orang lain. Seperti halnya konformitas, kepatuhan orang terhadap pemilik otoritas ternyata sedemikian tingginya, hingga mengabaikan suara hati.
Dalam psikologi hal ini ditunjukkan oleh eksperimen yang dilakukan Milgram. Ia memberi tugas kepada subjek penelitiannya untuk bertindak sebagai guru yang harus memberikan hukuman berupa sengatan listrik kepada “siswa” yang melakukan kesalahan dalam belajar.

Kepada subjek diberitahukan bahwa eksperimen tersebut dimaksudkan untuk mengetahui efek hukuman terhadap pembelajaran. Dan untuk melakukan tugas itu subjek dibayar (untuk menunjukkan otoritas peneliti terhadap subjek).

Tanpa sepengetahuan subjek, sebenarnya para siswa itu adalah anak buah peneliti yang berpura-pura sakit ketika melakukan kesalahan belajar dan mendapat hukuman dari subjek. Dan sengatan listrik itu tidak sungguh-sungguh.

Hukuman akan semakin berat bila kesalahan bertambah, bergerak dari sengatan 15, 30, 45, dst, hingga 450 volt. Ketika sengatan mencapai 120 volt, siswa mulai berteriak kesakitan. Ketika mencapai 150 volt siswa menangis minta dikeluarkan dari ruangan. Sepanjang proses itu, subjek terus mendapat perintah dari peneliti untuk melanjutkan hukuman.

Hasilnya di luar dugaan Milgram. Ternyata 25 dari 40 (63 persen) orang yang berpartisipasi sebagai subjek penelitian itu mematuhi perintah memberi hukuman hingga 450 volt, meski sebenarnya mereka tidak tega menyaksikan siswa yang tampak kesakitan atau kejang-kejang.

Hal yang perlu dicatat dari eksperimen itu adalah kenyataan bahwa perintah langsung dan bertahap dari pemilik otoritas, cenderung kita patuhi. Demikian pula korupsi, kadang terjadi karena perintah langsung dari atasan. Dengan perintah yang sedikit demi sedikit, makin lama orang makin jauh terlibat dalam korupsi.

4. Kemungkinan Sukses
Hal lain yang mendukung seseorang melakukan korupsi adalah pertimbangan subjektif mengenai besarnya kemungkinan sukses bila dibanding kemungkinan gagal dalam melakukan korupsi. Korupsi akan dilakukan bila nilai perolehan tindakan itu jauh lebih besar dari nilai kehilangan (Ancok, 1995).

Korupsi di Indonesia merajalela tampaknya ditunjang oleh perangkat hukum yang lunak dan toleransi dari lingkungan sekitar, sehingga pelakunya memiliki kemungkinan sukses yang besar dan kemungkinan gagal yang kecil.

5. Motif Prestasi Rendah
Empat aspek yang telah diuraikan sebelumnya merupakan aspek situasional. Motif berprestasi merupakan aspek internal, berada dalam diri individu itu sendiri.

Orang yang memiliki motif berprestasi tinggi selalu ingin mengerjakan sesuatu dengan sebaik-baiknya (McClelland, 1963). Mereka bekerja didorong oleh keinginan kuat untuk menghasilkan mutu yang baik, bukan karena keinginan lain seperti menghasilkan uang sebesar-besarnya dalam waktu singkat. Mereka menyukai pekerjaan yang menantang, bukan yang ringan.

Masalahnya, sejak Indonesia dibangun dengan memprioritaskan pertumbuhan ekonomi (era Soeharto), penghargaan tinggi diberikan kepada pemilik modal. Gaya kepemimpinan nasional yang dikembangkan lebih mendorong penghargaan terhadap kedudukan atau kekayaan perorangan.

Di sisi lain, penghargaan terhadap prestasi sangat kurang. Hal ini tampaknya telah membuat bangsa Indonesia semakin kehilangan daya dorong untuk berprestasi.
Hasil penelitian Djamaludin Ancok (1986) menunjukkan, orang yang motif berprestasinya tinggi lebih tidak menyukai perbuatan amoral dibandingkan orang yang motif berprestasinya rendah.

Seperti kita saksikan, dengan rendahnya motif berprestasi, banyak di antara kita cenderung lebih bersikap positif (menyukai) tindakan amoral, termasuk korupsi.


Sumber: Kompas Online 13 Februari 2010

Jumat, 12 Februari 2010

Service, please

0 komentar


Maskapai penerbangan asal Uni Emirat Arab, Emirats, sepakat untuk mensponsori klub Italia paling terkenal, AC Milan, selama empat musim senilai 50 juta euro. Jika dirupiahkan, angka tersebut senilai Rp640 miliar. Angka yang sangat besar tapi cukup lumrah mengingat klub ini adalah salah satu klub sepakbola besar di seantero jagat. Siapa yang tidak kenal AC Milan. Klub ini sudah puluhan kali menjuarai berbagai ajang sepakbola di dunia. Jadi, walaupun Milan terpaksa menjual salah satu pemain kesayangannya yaitu Kaka demi menutupi kesulitan finansialnya, tapi untuk urusan sponsorship Milan tidak akan mengalami kesulitan mencari sponsor baru karena statusnya yang mentereng tersebut. Dan Emirats adalah sponsor yang sepadan karena merupakan salah satu flight carrier company terbesar di dunia.
Sebenarnya apa inti dari transaksi tersebut diatas? Menurut saya adalah service transaction atau pertukaran transaksi. Service merupakan suatu transaksi antara demand dan supply. Milan adalah pembeli sekaligus penyedia service. Milan membutuhkan uang Emirats untuk mendanai klub dan sekaligus sebagai penyedia service melalui intangible asset terbesarnya yaitu nama besar. Belum lagi nama Emirats yang akan dipasangkan di kaus para pemain AC Milan. Bayangkan, betapa besar efek penjualan yang akan diraup Emirats saat jutaan pasang mata menyaksikan para punggawa Milan saat beraksi di lapangan hijau.
Demikian pula Emirats. Emirats sebagai penjual dana juga sebagai pembeli dari nama besar AC Milan. Hal tersebut telah dirasakan Emirats ketika memutuskan mensponsori klub besar asal Inggris, Arsenal. Secara langsung angka keuntungan perusahaan penerbangan tersebut ikut terdongkrak seiring prestasi Arsenal yang cukup kinclong di ranah sepakbola Inggris Raya.
Service adalah sebuah proses transaksional antara pembeli dan penjual layanan. Kedua pihak ini saling membutuhkan. Jika pembeli ada tetapi penjualnya tidak tersedia, proses ini tidak akan terjadi. Demikian juga sebaliknya. Jadi saya pribadi tidak sependapat jika dikatakan pembeli adalah raja. Kesan yang terjadi adalah pembeli selalu benar. Padahal kenyataannya pembeli juga bisa salah. Untuk menciptakan kepuasan pembeli bersahabatlah dengan mereka dan layanilah mereka dengan hati.

Minggu, 07 Februari 2010

My Days In Jayapura: A Journal (3)

0 komentar

New position

Starting February 3 this year, I was positioned as Customer Service Officer replacing Joko Mulyono who was appointed as new Head Teller officer replacing me. We had exchanged position to each other. Although being a Customer Service was not new to me, however, I should study from the start.
I had been a Customer Service Representatives for 5 years before I passed successfully the exams to be promoted as a bank officer. Frankly, I was so surprised at that time. How could I pass them as I was then an average employee. Even my junior coworker had outscored my evaluation grade. Thanks to my ex boss who gave me green light to follow the whatsocalled Senior Development program, a promotion into the manager level program in my bank. We had to undergo a series of test in it. He believed in my ability in passing through the program, and I could prove it to pay for his belief. I still remember his kindness and his confidence in me and I am so grateful for that.
It had been 2 years since I became a HTO. Consider me a newcomer CSO. Still a lot to learn. But I always believe in myself. I promise deep down in the bottom of my heart that I will work smart and hard to complete all my assignments successfully. In Allah I depend upon my hopes.


Jumat, 05 Februari 2010

Customer Think | Attitude and Empathy = Good Customer Service

0 komentar
Customer Think | Attitude and Empathy = Good Customer Service

Sabtu, 30 Januari 2010

My Days In Jayapura: A Journal (2)

0 komentar

Take a look at my pic. You’ll be amazed seeing I was standing in front of a money mountain!! Yeah, our branch vault right now is full with money, even more. The capacity is only Rp100 billion, but we have been keeping Rp218 billion. Most of it is coming from walk-in customers. Fortunately, on Monday we will send Rp160 billion to Bank Indonesia. I do hope, we will decrease our money into below Rp39 billion, the cash in branch limit allowed by our headquarter.

Jumat, 29 Januari 2010

Artikel ATM (3)

0 komentar

Inilah Ciri ATM Anti-Skimming
JAKARTA, KOMPAS.com — Modus pembobolan rekening nasabah melalui ATM diketahui dilakukan dengan terlebih dahulu mencuri data elektronik pada kartu ATM nasabah. Caranya, pelaku menempelkan sebuah alat di mulut slot kartu pada mesin ATM. Pencurian data itu dikenal dengan istilah skimming. Kalau dari fisiknya itu kan ada yang seperti cocor bebek. Aksi kriminal ini merupakan gaya lama. Sejumlah bank, meski belum semua, telah melengkapi beberapa mesin uangnya itu dengan alat anti-skimming. "Anti-skimming itu ada dua. Ada yang berbentuk fisik yang dipasang di mulut slot kartu, ada juga yang berbentuk aplikasi," jelas Vice President Electronic Channel Department Artajasa Zul Irfan di Jakarta, Jumat (22/1/2010).
Menurut Zul, secara fisik, ATM dapat dipasangi anti-skimming berupa alat tambahan yang menonjol di dekat slot kartu. Alat ini berfungsi untuk menghalangi agar skimmer yang digunakan untuk melakukan kejahatan tidak dapat dipasang. "Kalau dari fisiknya itu kan ada yang seperti cocor bebek. Kalau standar rata begitu kan gampang ditempeli skimmer card. Kalau ditempel cocor bebek itu, jadi tidak bisa memasang skimmer card-nya," ujarnya.
Selanjutnya, selain pemasangan secara fisik, anti-skimming juga bisa dilakukan secara aplikatif dengan memasang aplikasi yang disebut jitter. Bagaimana menandai ATM yang sudah terpasang aplikasi jitter?
"Kartu ATM biasanya kalau masuk dan keluar itu kan kadang-kadang agak seret dan dedet-dedet (tidak lancar). Itu sudah, biarkan saja, pasrah saja. Itu untuk menghindari pembacaan ilegal," jelasnya.
Menurut dia, sekitar 90 persen ATM di Indonesia sudah dilengkapi anti-skimming. Meski telah dilengkapi alat anti-skimming, Zul mengatakan, para penjahat masih saja bisa melakukan pembobolan ATM.
"Anti-skimming itu relatif efektivitasnya. Namanya penjahat, brankas saja bisa dibongkar. Ada yang ATM-nya diangkut sekalian, padahal berat lho itu. Lebih berat dari kulkas," tandasnya.

Artikel ATM (2)

0 komentar

Inilah Modus Skimming ATM

KOMPAS.com — Pakar forensik teknologi informasi, Ruby Z Alamsyah, memperkirakan pembobolan ATM yang marak di Bali dan kota lain saat ini murni kejahatan menggunakan teknik skimming. Alasannya, modus yang dipakai sama dengan kejahatan serupa yang sering terjadi. "Skimming hanya istilah, pada dasanya yang dimaksud skimming adalah pengopian data kartu magnetik secara ilegal," ujar Ruby saat dihubungi, Rabu (20/1/2010) malam. Prosesnya sangat cepat, instan, dan bisa dilakukan di tempat. Namun, ia mengatakan, untuk bisa mencuri tabungan seorang nasabah, pelaku juga harus mengetahui nomor PIN. Saat melakukan aksinya, pelaku membutuhkan sebuah perangkat magnetic card reader. Alat ini sangat sederhana, bisa dirangkai portabel, dan dijual bebas di pasaran. Alat tersebut biasanya dikemas dengan desain tertentu sehingga saat dipasang di depan "mulut" ATM tidak dikenali nasabah. "Dia akan membaca data magnetik kartu ATM yang melewatinya. Data ini akan direkam dalam memori," ujarnya.
Ruby menjelaskan, rekaman inilah yang nanti akan dipakai untuk menggandakan (kloning) kartu ATM. Selain magnetic card reader, pelaku juga akan memasang kamera perekam untuk mencuri PIN pengguna ATM. Kamera yang dipakai sangat kecil, disebut pin hole spycam. Lagi-lagi, barang ini juga dijual bebas di pasaran. "Karena ukurannya tipis memanjang, kamera bisa ditempel di mulut ATM mengarah ke tombol untuk menuliskan PIN," ujar Ruby. Waktu kerja kamera tersebut akan diatur sedemikian rupa sehingga bisa sinkron dengan waktu perekaman kartu magnetik. Selanjutnya, jelas Ruby, yang akan dilakukan pelaku adalah melakukan kloning kartu ATM. Hal ini bisa dilakukan dengan magnetic card writer. Data magnetik kartu yang dicuri disalin dan dimasukkan ke kartu kosong. "Prosesnya sangat cepat, instan, dan bisa dilakukan di tempat," ujar Ruby.
Bahkan, sebuah kartu bisa digandakan berapa pun keinginan pembuatnya. Jadi, begitu satu kartu berhasil di-skim, pencurian dana bisa dilakukan banyak orang. Menurut Ruby, kejahatan semacam ini bukan hal yang baru. Apalagi, peralatan yang diperlukan semuanya dijual bebas, baik legal maupun ilegal. Magnetic card reader, spycam, magnetic card writer masing-masing bisa dibeli terpisah. Tapi, ada pula yang menjual seperangkat skimmer yang memang ditujukan untuk tujuan kriminal.
"Satu set ATM skimmer bisa dibeli online sekitar 1.600 dollar AS. Kalau mau pesan sekarang pun bisa, tinggal tunggu datang beberapa hari lagi," ujarnya. Artinya, kejahatan ini juga bisa dilakukan siapa pun. "Tidak perlu seorang hacker untuk melakukannya. Semua orang yang berniat jahat juga bisa," jelas Ruby.

Artikel ATM (1)

0 komentar

ATM, Setelah Simjian Menemukannya
Oleh NINOK LEKSONO


KOMPAS.com - Ya, di satu sisi, sulit membayangkan hidup tanpa mesin anjungan tunai mandiri (automated teller machine/ATM). Seperti dikenang kembali oleh kontributor eHow.com, Tom O’Connell, dulu—sebelum ATM digunakan luas—nasabah bank harus antre untuk menarik uang belanja. Ada permen yang bisa diambil setelah transaksi usai, ya, hitung-hitung sekadar kompensasi kecil setelah lama menunggu. Kini, mesin ATM telah membuat nasabah bisa melakukan transaksi perbankan—menarik tunai, mengirim dana—dengan praktis dari berbagai penjuru dunia. Namun, seiring dengan kemudahan yang diperoleh, ATM juga dihadapkan pada tantangan baru. Ini, misalnya saja, bisa dianalogikan dengan pemanfaatan komputer. Di balik kemudahan yang diberikan, penggunaan komputer juga dari waktu ke waktu dihadapkan pada ancaman virus.

Sekilas riwayat
Sebagaimana pada penemuan teknologi lain, penemuan ATM juga didasarkan pada karya sejumlah penemu. Di sini kita harus menyebut sedikitnya tiga nama, yakni Luther Simjian, John Shepherd-Barron, dan Don Wetzel. Seperti ditulis Mary Bellis di About.com, pada tahun 1939 Simjian mematenkan satu prototipe awal ATM yang kemudian terbukti kurang sukses. Ada juga yang berpendapat, orang Skotlandia bernama James Goodfellow adalah pemegang paten paling awal (1966) ATM modern dan John D White (dari Docutel) di Amerika Serikat juga sering disebut sebagai penemu desain ATM tegak mandiri (free standing) pertama. Tahun 1967, John Shepherd-Barron menemukan dan memasang sebuah ATM di satu Bank Barclays di London. Setahun kemudian (1968), Don Wetzel menemukan ATM buatan Amerika. ATM baru menjadi bagian penting perbankan mulai dekade 1980-an.

Mesin ”lubang di tembok”

Dari kilasan riwayat di atas, orang mengakui Simjian adalah sosok yang mendapat ide untuk menciptakan apa yang disebut sebagai ”mesin lubang di tembok” yang memungkinkan nasabah melakukan transaksi finansial. Pada tahun 1939, Simjian mengajukan 20 paten terkait dengan penemuan ATM dan melakukan uji coba lapangan terhadap mesin temuannya di bank yang kini dikenal sebagai Citicorp. Hanya saja, setelah enam bulan, bank tempat uji coba melaporkan bahwa yang tertarik pada mesin itu sedikit saja sehingga penggunaannya pun dihentikan. Riwayat hidup Luther Simjian (1905-1997) juga tak kalah menarik. Penemu kelahiran Turki, 28 Januari 1905, ini belajar ilmu kedokteran, tetapi yang jadi minat sepanjang hidupnya adalah fotografi. Tahun 1934, Simjian pindah ke New York.
Kini, Simjian dikenal sebagai penemu Bankmatic ATM meski penemuan besar pertamanya yang bernilai komersial adalah terkait dengan kamera.

ATM modern
Dari riwayat di atas kita tahu bahwa lebih dari seperempat abad setelah kegagalan mesin Simjian, muncul mesin yang dipelopori oleh John Shepherd-Barron yang kemudian dianugerahi bintang Order of the British Empire tahun 2005. Mesin ini menerima voucher sekali pakai dan mengeluarkan amplop yang berisi uang 10 pound.
Adapun nomor pengenal diri (personal identification number/PIN) yang kita kenal sekarang ini mulai muncul pada karya James Goodfellow. PIN dimaksudkan untuk membatasi akses ke akun nasabah. Sebelum tiba pada PIN, Goodfellow sempat menjajaki metode identifikasi lain, termasuk sidik jari, pengenalan suara, dan pola retina (Melihat riwayat ini, PIN menjadi pilihan. Namun, kini PIN justru dilihat sebagai salah satu titik rawan).
Lalu apa sumbangan Donald Wetzel? Ahli dari Docutel Corp yang berbasis di Texas ini mengembangkan ATM berjaringan pertama, yang dikenal sebagai Docuteller, tahun 1968. Tahun 1969, Chemical Bank of New York mulai menggunakan teknologi ini, yang lalu dipatenkan pada tahun 1973.
Apabila tahun 2006 sudah 1,5 juta mesin ATM digunakan di seluruh dunia, kini—dengan industri perbankan yang makin meluas—dipastikan jumlah ATM sudah meningkat pesat. Hanya saja, meluasnya penggunaan ATM disertai pula dengan berkembangnya kejahatan. Pembajakan identitas nasabah yang dikenal dengan skimming, oleh pakar pencurian identitas, Robert Siciliano, dalam artikelnya (9/9/2009, Goodreads Inc) menjadi salah satu kejahatan dalam industri keuangan yang berkembang paling cepat. Laporan Asosiasi Industri ATM melaporkan, di seluruh dunia setiap tahunnya ada kehilangan senilai 1 miliar dollar AS dari penyalahgunaan kartu kredit dan kejahatan elektronik terkait dengan ATM.
Skimming dapat terjadi melalui sejumlah cara. Yang paling umum adalah ketika penjaga toko mengambil kartu pelanggan dan menggeseknya dengan alat yang mengopi informasi dari lajur magnetik kartu. Pencuri juga bisa mengopi data pada kartu kosong atau kartu ”putih”. Di ATM tanpa penjagaan, alat pencuri identitas ini bisa terpasang tanpa disadari oleh nasabah bank. Selain alat yang disebut skimmer ini, ada pula kamera tersembunyi.

Dialektika teknologi
Pada era yang diliputi pelbagai tantangan ini, pihak bank tentu saja wajib meningkatkan pengamanan ATM. Namun, di pihak nasabah, peningkatan kewaspadaan pun harus menjadi sikap baru. Di ATM, nasabah harus mengamati apakah ada alat skimming yang biasanya menonjol (lebih besar sedikit) dari selot normal. Manakala melihat ada hal yang mencurigakan, nasabah sebaiknya mengurungkan penggunaan ATM dan melapor kepada otoritas terkait. Sambil menunggu lahirnya kartu baru berteknologi cip yang lebih aman, yang sering disebut sebagai smart card, pengguna ATM kini dihadapkan pada tantangan baru. Tantangan ini muncul karena rupanya alat skimming dewasa ini dijual secara leluasa.
Inilah risiko pemanfaatan teknologi. Apakah dengan itu lalu orang harus kembali ke transaksi di era pra-ATM? Jawabnya tentu ”tidak”. Namun, sikap baru—saksama dan rajin membaca literatur untuk memahami cara pengamanan—harus menyertai pemanfaatan teknologi modern.

Jumat, 15 Januari 2010

Century Gate

0 komentar

Debates have been heightening since the first time Century Gate emerges to surface. The pros and cons of the issue circle around two main questions. First, is the bank worth saving and secondly, who was responsible for the unnecessary bailout: BI or Finance Minister (then the Chief of the Committee on Financial System Stability or KSSK)?
Special Committee has been established by the Indonesian House of Representatives to address the Century Gate. And from then on, it has conducted its duties by inviting people whom are considered playing important roles in the bailout decision. BI was involved in the initial process by promulgating that Bank Century (BC) was on the brink of collapse due to the impact of global crises that destroyed US, Japan, and several European countries steady financial institutions. The root of this crisis was the emergence of housing market bubble because of the issues of subprime mortgages to borrowers with a high risk of default. This mortgage meltdown made big financial institutions such as Lehman Brothers, Fanny Mae was falling into bankruptcy.
Indonesia is no exception. It has long become an open player for global financial market. Experts had analyzed Indonesia was also about to experiencing this crises. However, I am all for what former Vice President Jusuf Kalla steadfastly said during his investigation session with the Century Gate SC,”…the impact was not so substantial. Rupiah exchange rate was indeed depreciated, but it was only 20%. Comparing to what had happened during 1998 financial crisis when rupiah depreciated for almost 600%!! The depreciation and the decrease in stock prices composite index in 2008 was mainly triggered by foreign investors need for US dollars. Their headquarters were in bad need for dollars.”
The impact had caused panic in the regulators mind. As witnessed by Vice President Boediono..”the situation that day was so daunting. We have no options but to save all banks, including small sized one like Century. If we didn’t do that, our economy would face a contagion destroying effect from this whatsocalled systemic risk.” The Finance Minister also said..”the President direction for preventing the global financial crises was also obvious. We should help all troubled banks at all cost.”
The magnitude of the crises, however, was not so threatening. As JK said,..”if it was a financial hurricane, from 1000 houses, 500 would be destroyed. What had happened was from 1000 houses, only 1 house broke down. That was absolutely caused by the inside robbery, not because of the crises. Instead of bailing it out, I command the arrest of the owner. After that we would investigate.”
Yes, JK is correct. BC was robbed by its owner. This is pre cause. The post cause, the SC should find out the receivers of Rp6.7 trillion which had been infused by the government into the BC. Many suspected that part of the bailout fund was intentionally misused as the campaign fund for Democrat Party, the winning party on the 2009 general election.

My Days In Jayapura: A Journal (1)

0 komentar

The clock is still ticking. It was just like yesterday. Actually, I have been here for a year and 5 months. I have observed many weird things I’d never witnessed before. And many times, when I told the stories to my friends their laughter would burst out. That’s the joy of living places. However, one thing is more joyous when the name Jayapura comes to my mind, the view.
I’ve had a new pleasant activity lately. I like to jog uphill down. Yes, may be I’d prefer call it joghike because it is a mixture between jogging and hiking. It is really a sportive pleasant activity. While joghiking, my heart will beat faster and it makes my body healthier. But, some of you may wonder why on earth I call my exercise as a part of hiking activity anyway?
Allow me to start by telling you what Jayapura looks like. Jayapura is the capital city of Papua Province. Papua, the most eastern part of Indonesia, is divided into two provinces namely Papua Province and the West Papua Province. The capital city of the West Papua Province is Manokwari. Jayapura city is situated on a bay called Teluk Yos Sudarso (formerly called Humboldt Bay). On this bay there is a port called Jayapura Seaport. Almost every day many Pelni ships will anchor in this dock to transport passengers from Jayapura city to other cities in Papua or even outside Papua Island. At night, when we take a look at the port and around, the city will look like cities with skyscraper buildings. My house is about 200 m uphill, so I can see the city view almost clearly. I recalled at New Year’s night, from around the city area, many people celebrated New Year by exploding fireworks to the city sky. It was a so amazing and unforgettable moment. The dark sky suddenly became highlighted just like in the noon day.
Back to the brief history of Jayapura City. From 1910 to 1962 it was known as Hollandia and on May 1, 1963 the UN renamed it Kota Baru. It remained until 1968. From then on until present time it was named Jayapura which is derived from Sanskrit words “Jaya” means victory and “Pura” means city.
That is it for a short history of Jayapura. My days remain a long day. Although it is a bit too late, wise guys say better late than never. I will start with my exercise so-called joghiking..