Rabu, 24 Februari 2010

my financial improvement steps



BANG BING BUNG...AYO NABUNG
Sabtu pagi (20/10/2010) berlokasi di Bank Papua Jayapura, Bank Indonesia Jayapura mensponsori launching Gerakan Indonesia Menabung se propinsi Papua. Gerakan ini digelar secara serentak di 41 kota se-Indonesia dan ditandai dengan peluncuran produk baru yaitu Tabunganku yang merupakan produk tabungan yang didukung oleh 70 bank umum dan 910 bank perkreditan rakyat. Produk Tabunganku ini memang sengaja diluncurkan untuk meningkatkan minat menabung masyarakat karena beberapa fitur-fiturnya yang sangat menarik yaitu setoran awal hanya Rp20 ribu, setoran selanjutnya hanya Rp10 ribu, dan bebas biaya administrasi. Maksimal penarikan per hari Rp100 ribu. Diharapkan Tabunganku bisa menjaring 48 juta penabung tambahan dari kelompok masyarakat antara lain pelajar, mahasiswa, petani, nelayan, buruh, tukang parkir, dan pedagang asongan.
Minat menabung masyarakat Indonesia memang masih terbilang belum tinggi. Ada beberapa hal yang menyebabkan masih enggannya sebagian besar rakyat Indonesia untuk menabung di bank. Berdasarkan data BI dari 135 juta penduduk usia produktif baru 55 juta yang sudah memiliki tabungan. Menurut Pelaksana Tugas Gubernur BI, Darmin Nasution, ada beberapa alasan yang menyebabkan masih minimnya jumlah masyarakat menabung misalnya biaya administrasi yang dikenakan oleh bank dan jumlah setoran awal yang masih cukup tinggi.
Atau, seperti cerita yang saya kutip dari Tabloid Nova No. 641/XIII sebagai berikut:
“Siapa sich yang tidak pengen nabung? Saya juga mau kok. Cuman masalahnya duit saya habis terus. Belanja inilah, belanja itulah. Anak-anak minta dibeliin sepatulah. Minta dibeliin taslah. Pokoknya kagak bisa nabung deh”
Menabung memang bukan perkara yang gampang. Tidak peduli apakah penghasilan seseorang besar ataupun yang kecil, masih banyak orang yang belum memiliki kebiasaan untuk menyisihkan sebagian penghasilannya untuk membayar dirinya sendiri alias menabung. Mungkin karena budaya masyarakat kita yang masih lebih besar pasak daripada tiang. Apalagi menjelang hari raya-hari raya keagaamaan karena pada saat itu para karyawan menerima Tunjangan Hari Raya sehingga tingkat pembelanjaan masyarakat juga meningkat. Bahkan apabila uangnya sudah habis dibelanjakan, sebagian besar masyarakat kita akhirnya membeli barang-barang dengan kredit. Kalaupun sekarang masih bisa berfoya-foya, bagaimana pada saat seseorang sudah tidak produktif lagi? Atau, apa yang terjadi jika terjadi keadaan darurat yang mengharuskan seseorang merogoh koceknya dalam-dalam?
Itulah salah satu manfaat menabung. Menabung merupakan salah satu cara untuk mempersiapkan dana yang sifatnya untuk berjaga-jaga (emergency fund) dan untuk masa depan. Kebanyakan kita barangkali hanya menganggap uang sebagai alat tukar. Uang hanya untuk transaksi dan transaksi semata, belanja inilah belanja itulah, sehingga tidak lama setelah kita memperoleh penghasilan, sebagian besar kalau tidak seluruh penghasilan kita habis tidak berbekas. Padahal menabung sebenarnya mudah dan murah. Para ahli keuangan menyarankan untuk menyisihkan paling sedikit 10 persen dari penghasilan kita sebagai tabungan. Jumlah tersebut anggaplah sebagai pembayaran terhadap diri kita sendiri (pay yourself first).
Apabila kita sudah disiplin untuk membayar diri kita sendiri, mulailah untuk memikirkan cara memperbesar pundi-pundi tabungan kita. Tentu saja adalah dengan menabung lebih banyak agar dana tabungan kita lebih besar. Ada dua opsi yang dapat kita lakukan. Pertama, adalah dengan memperbesar penghasilan kita sementara pengeluaran minimal tetap jika tidak dapat dikurangi. Atau yang kedua adalah dengan menekan pengeluaran kita jika penghasilan kita tidak dapat ditingkatkan. Caranya antara lain dengan mengurangi belanja barang-barang yang tidak dibutuhkan. Apapun caranya yang terpenting adalah memulai. Karena sebagus apapun planning kita jika kita tidak segera memulai kita tidak akan menghasilkan apapun. We plan to fail if we fail to plan…and act!!
Note:
1. My plan: Saving Rp.600 ribu a month
2. Cutting my monthly expense, and put the cutting into my saving plan. I will make notes on my expense so that it could be tracked

0 komentar: